BISNIS.COM, JAKARTA -- Guna mendukung program 150 desa informasi pada
tahun ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika membenahi kelembagaan
radio komunitas serta mempermudah perizinan dan konten.
Hingga akhir 2012 Kemkominfo telah merealisasikan sebanyak 206 desa informasi di sejumlah daerah.
Freddy
H. Tulung, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik
Kemkominfo, mengungkapkan secara teknis dan engineering mudah dilakukan,
tetapi masalah utama lebih terkait dengan aspek sosiologis.
“Desa
informasi bukan semata persoalan uang. Dalam konteks ini pemerintah
bisa memberikan bantuan teknis. Selain itu, kami mempermudah izin dan
konten. Izin tidak harus ke pusat tetapi bisa ditangani balai-balai
informasi di daerah,” ujarnya, Kamis (16/5).
Dia mengungkapkan itu terkait dengan persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asia Media Summit pada 29-30 Mei di Manado.
Dia
menjelaskan bantuan teknis itu diberikan karena radio komunitas tidak
beroperasi secara komersial. Sebaliknya,radio komunitas lebih berbasis
budaya dan agama.
Dalam hal ini, pemerintah menggandeng operator
untuk mengalokasikan dana Rp1,5 triliun-Rp2 triliun per tahun. Dana itu
merupakan hasil investasi operator (pendapatan kotor) operator
telekomunikasi.
Dana itu, sambungnya, dimanfaatkan untuk
membangun infrastruktur menara radio komunitas, terutama di daerah
perbatasan, terpencil, dan desa tertinggal.
Oleh karena itu,
ujar Freddy, pemerintah mengharapkan dukungan dari Persatuan Radio
Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) untuk turut membenahi
kelembagaan radio komunitas. “Pengembangan radio komunitas membutuhkan
kebersamaan.”
Dalam kaitan ini, sambungnya, radio swasta bisa
belajar banyak dari sukses pengembangan radio komunitas negara lain,
seperti Bangladesh, Mongolia, Afrika dan sejumlah negara kecil di
Pasifik seperti Tonga.
“Salah satu negara tersukses adalah
Bangladesh. Radio komunitas di Bangladesh berhasil memberdayakan
masyarakat. Bangladesh lebih maju kembangkan radio komunitas daripada
Indonesia,” tegasnya.
Freddy menjelaskan pengembangan radio
komunitas membutuhkan SDM yang mempunyai kemampuan dan kepekaan soal
konten dan teknis, terutama pengembangan content di daerah perbatasan.
No comments:
Post a Comment